9
UNSUR BUDAYA LOKAL JAWA
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari
banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat
atau yang sering kita sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di
Indonesia merupakan suatu bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan
budaya.
Suku bangsa merupakan faktor utama berdirinya
kebudayaan yang lebih global, yang biasa kita sebut dengan kebudayaan nasional.
Maka atas dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah akan sangat berpengaruh
terhadap budaya nasional, begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang
bersumber dari kebudayaan daerah, akan sangat berpebgaruh pula terhadap
kebudayaan daerah/ kebudayaan lokal.
Kebudayaan merupakan suatu kekayaan yang sangat
benilai karena selain merupakan ciri khas dari suatu daerah juga mejadi lambang
dari kepribadian suatu bangsa atau daerah. Karena kebudayaan merupakan kekayaan
serta ciri khas suatu daerah, maka menjaga, memelihara dan melestarikan budaya
merupakan kewajiban dari setiap individu, dengan kata lain kebudayaan merupakan
kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa. Suku Jawa (Jawa ngoko:
wong Jowo, krama: tiyang Jawi) merupakan suku bangsa
terbesar di Indonesia yang
berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Setidaknya
41,7% penduduk Indonesia merupakan etnis Jawa.
1. LETAK GEOGRAFIS
Jika Anda membaca peta Indonesia,
pulau Jawa terletak antara pulau Bali ke timur dan Pulau Sumatera ke barat,
antara Natal Pulau ke selatan dan ke utara Kalimantan. Jawa Indonesia peta
dikelilingi oleh Selat Sunda di barat, Laut Jawa di utara, Selat Madura dan
Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan juga
Jawa Indonesia adalah pulau terbesar
ke-13 dunia dan pulau terpadat di dunia kondisi geografis jawa hampir
seluruhnya berasal dari vulkanik;. mengandung 38 pegunungan, beberapa dari
mereka adalah gunung berapi aktif. Gunung berapi tertinggi di Jawa adalah
Gunung Mahameru atau Semeru (3.676 m). Gunung berapi paling aktif di Indonesia
juga terletak di pulau ini, yaitu Gunung Merapi (2.968 m).
Daerah Jawa peta adalah sekitar 139.000 km2.
Sungai pulau terpanjang yaitu Bengawan Solo (600 km). Bengawan Solo sungai naik
dari gunung berapi Lawu (Jawa Tengah), kemudian mengalir ke Laut Jawa di
sekitar Surabaya, Jawa Timur.
Para Suhu Parahyangan dataran tinggi
dekat Bogor, Jawa Barat rata-rata 22 ° C sampai 29 ° C dan kelembaban sekitar
75% sepanjang tahun. Wilayah utara di dekat pantai lebih panas (34 ° C). Daerah
selatan lebih dingin dari utara, dan dataran tinggi daerah yang lebih dingin
lagi. Bulan-bulan terbasah di Jawa Januari dan Februari. Musim hujan sendiri
dimulai pada bulan Oktober sampai April.
Jawa Timur lebih kering dibandingkan
Jawa Barat. Daerah-daerah pegunungan di Jawa Barat menerima curah hujan lebih
tinggi. Daerah Bogor Jawa Barat menerima lebih dari 4.000 mm per tahun,
sedangkan pantai utara Jawa Timur menerima 900 mm per tahun.
Posisi geografis strategis Jawa
Barat memiliki banyak keuntungan bagi daerah ini, terutama dari transportasi
dan sudut pandang komunikasi. Bagian utara Jawa Barat adalah daerah tanah
datar, sedangkan daerah berbukit dengan sedikit pantai di daerah selatan dan
pegunungan di bagian tengah.
Jawa Timur memiliki iklim tropis
basah. Dibandingkan dengan wilayah barat Jawa, Jawa Timur pada umumnya memiliki
curah hujan kurang. Curah hujan rata-rata 1900 mm per tahun, dengan musim hujan
selama 100 hari. Suhu rata-rata berkisar antara 21-34 ° C. Suhu di daerah
pegunungan seperti lebih rendah, dan bahkan di Ranu Pani (lereng Gunung
Semeru), suhu bisa mencapai minus 4 ° C, yang menyebabkan penurunan salju yang
lembut.
2.
SISTEM
KEKERABATAN DI PULAU JAWA
Sistem
kekerabatan orang jawa itu berdasarkan prinsip keturunan bilateral. Sedangkan sistem istilah kekerabatannya
menunjukkan sistem klasifikasi menurut angkatan-angkatan. Semua kakak laki-laki serta kakak wanita ayah
dan ibu, beserta isteri-isteri maupun suami masing-masing diklasifikasikan
menjadi satu istilah siwa atau uwa.
Adapun adik laki-laki dari ayah dan ibu diklasifikasikan kedalam dua
golongan yang dibedakan menurut jenis kelamin menjadi paman bagi para adik laki-laki
dan bibi bagi para adik wanita.
Di dalam
kenyataan hidup masyarakat orang jawa, orang masih membeda-bedakan antara orang
priyayi yang terdiri dari pegawai negeri dan kaum terpelajar dengan orang
kebanyakan yang disebut wong cilik, seperti petani-petani, tukang-tukang dan
pekerja kasar lainnya. Di samping
keluarga kraton dan keturunan bangsawan atau bendara-bendara. Dalam kerangka susunan masyarakat ini, secara
bertingkat yang berdasarkan atas gensi-gensi itu, kaum priyayi dan bendara
merupakan lapisan atas, sedangkan wong cilik menjadi lapisan masyarakat bawah.
Di dalam
keluarga pulalah orang Jawa belajar mengembangkan keutamaan-keutamaan seperti
belas kasihan, kebaikan, kemurahan hati, kemampuan untuk menangkap kegelisahan
orang lain, rasa tanggung jawab sosial, keprihatinan terhadap sesama dan
semacamnya. Keluarga adalah tempat berkembangnya suatu perasaan moral praktis
yang teramat mendalam, yang tidak memerlukan legitimasi teoritis. Keluarga bagi
orang Jawa merupakan guru pertama yang mengajarkan bagaimana ia harus
berperasaan, berpikir, dan bersikap menghadapi realitas. Oleh karena itu seorang ibu
Jawa diharapkan mampu mendidik anak-anaknya sekaligus memberi rasa
tresna dan rasa aman. Mereka itulah yang memberikan kepadanya kesejahteraan
emosional serta titik keseimbangan dalam orentasi sosial. Di sini proses
sosialisasi merupakan suatu proses berkesinambungan di sepanjang sejarah kehidupan
pribadinya.
3.
MATA
PENCAHARIAN
Pada umumnya
masyarakat bekerja pada segala bidang, terutama administrasi negara dan
kemiliteran yang memang didominasi oleh orang Jawa. Selain itu, mereka bekerja
pada sektor pelayanan umum, pertukangan, perdagangan dan pertanian dan
perkebunan. Sektor pertanian dan perkebunan, mungkin salah satu yang paling
menonjol dibandingkan mata pencaharian lain, karena seperti yang kita tahu,
baik Jawa Tengah dan Jawa Timur banyak lahan-lahan pertanian yang beberapa
cukup dikenal, karena memegang peranan besar dalam memasok kebutuhan nasional,
seperti padi, tebu, dan kapas.
1. Pertanian
Yang
dimaksud pertanian disini terdiri atas pesawahan dan perladangan (tegalan),
tanaman utama adalah padi. Tanaman lainnya jagung, ubi jalar, kacang tanah,
kacang hijau dan sayur mayor, yang umumnya ditanam di tegalan. Sawah juga
ditanami tanaman perdagangan, seperti tembakau, tebu dan rosella.
2. Perikanan
Adapun usaha
yang dilakukan cukup banyak baik perikanan darat dan perikanan laut. Perikanan
laut diusahakan di pantai utara laut jawa. Peralatannya berupa kail, perahu,
jala dan jarring
3. Peternakan
Binatang
ternak berupa kerbau, sapi, kambing, ayam dan itik dan lain-lain.
4. Kerajinan
Kerajinan
sangat maju terutama menghasilkan batik, ukir-ukiran, peralatan rumah tangga,
dan peralatan pertanian.
bertani
disawah maupun tegalan, juga Beternak pada umumnya bersipat sambilan, selain
itu juga masyarakat Jawa bermata pencaharian Nelayan yang biasanya dilakukan
masyarakat pantai.
4.
RELIGI/
KEPERCAYAAN
Suku bangsa
Jawa umumnya memeluk agama islam. Sebagian yang lainya menganuti agama
Kristian, Protestan dan Katolik, termasuknya dikawasan luar bandar, dengan
penganut agama Buddha dan Hindu juga ditemukan dikalangan masyarakat Jawa. Terdapat
juga agama kepercayaan suku Jawa yang disebut sebagai agama Kejawen.
Kepercayaan ini pada dasarnya berdasarkan kepercayaan animisme dengan pengaruh
agama Hindu-Buddha yang kuat. Masyarakat Jawa terkenal kerana sifat asimilasi
kepercayaannya, dengan semua budaya luar diserap dan ditafsirkan mengikut
nilai-nilai Jawa. Selain itu, orang Jawa percaya pada suatu kekuatan yang
disebut kesakten, seperti percaya kepada arwah leluhur, makhluk halus, jin,
benda keramat dan sebagainya. Mereka yang percaya bahwa makhluk halus selain
dapat mendatangkan keselamatan juga menimbulkan malapetaka. Untuk
menghindarinya mereka berpuasa, mengadakan selamatan dan bersaji.
5.
KESENIAN
Orang Jawa
terkenal dengan budaya seninya yang terutama dipengaruhi oleh agama
Hindu-Buddha, yaitu pementasan wayang. Repertoar cerita wayang atau lakon
sebagian besar berdasarkan wiracarita Ramayana dan Mahabharata. Selain pengaruh
India, pengaruh Islam dan Dunia Barat ada pula. Seni batik dan keris merupakan
dua bentuk ekspresi masyarakat Jawa. Musik gamelan, yang juga dijumpai di Bali
memegang peranan penting dalam kehidupan budaya dan tradisi Jawa. Sistem
kesenian masyarakat jawa memiliki dua tipe yaitu, tipe jawa tengah dan jawa timur.
1.
Kesenian tipe jawa tengah
Wujud kesenian tipe jawa tengah bermacam-macam
misalnya sebagai berikut:
*Seni Tari Contoh: Seni tari tipe jawa tengah adalah
tari serimpi dan tari bambang cakil, tari jaipong.
*Seni Tembang berupa lagu-lagu daerah jawa, misalnya
lagu-lagu dolanan suwe ora jamu, gek kepiye dan pitik tukung.
*Seni pewayangan merupakan wujud seni teater di jawa
tengah.
*Seni teater tradisional wujud seni teater tradisional
di jawa tengah antara lain adalah ketoprak.
2.
Kesenian tipe jawa timur
Wujud kesenian dari pesisir dan ujung timur serta
madura juga bermacam-macam, misalnya sebagai berikut:
*Seni tari dan teater antara lain tari ngremo, tari
tayuban, dan tari kuda lumping.
*Seni pewayangan antara lain wayang beber.
*Seni suara antara lain berupa lagu-lagu daerah
seprerti tanduk majeng (dari Madura) dan ngidung (dari Surabaya).
*Seni teater tradisional antara lain ludruk dan kentrung.
Corak
kesenian masyarakat jawa mencerminkan pengaruh seni budaya luar.
1.
Orang jawa memiliki sejumlah pakaian adat, seperti
pakaian adat solo, pakaian adat Yogyakarta dan pakaian adat Surakarta.
2.
Seni bangunan tradisional Jawa memiliki bentuk-bentuk
yang berbeda diantaranya bentuk joglo adalah rumah adat Jawa Tengah sedangkan
bangsal kencono adalah bentuk keratin Yogyakarta.
3.
Jenis tarian yang paling terkenal, antara lain tari
serimpi (tarian keratin pada masa lalu), tari kendalen (tarian keprajuritan),
tari merak (tarian yang mengisahkan keindahan), tari jejer (tarian untuk
menyambut tamu), tarian sacral bedhaya ketawang (tarian agar budaya keratin
terus lestari), dan sebaginya.
4.
Seni pertunjukan traisional Reog ponorogo.
6.
MAKANAN KHAS
Makanan khas Jawa Timur diantaranya
adalah rawon dan rujak petis. Surabaya terkenal akan rujak cingur, semanggi,
lontong balap, sate kerang, dan lontong kupang. Kediri terkenal akan tahu
takwa, tahu pong, dan getuk pisang. Madiun dikenal sebagai penghasil brem dan
nasi pecel. Kecamatan Babat, Lamongan terkenal akan wingko babat nya. Malang
dikenal sebagai penghasil keripik tempe. Bondowoso merupakan penghasil tape
yang sangat manis. Sidoarjo terkenal akan kerupuk udang dan petisnya. Dan
Trenggalek merupakan penghasil Tempe Kripik
Jagung dikenal sebagai salah satu
makanan pokok orang Madura, sementara ubi kayu yang diolah menjadi gaplek
dahulu merupakan makanan pokok sebagian penduduk di Pacitan dan Trenggalek.
Berikut
adalah makanan khas yang terdapat di Jawa Tengah, menurut kabupaten/kota:
Purwodadi:
swikee, nasi becek, kecap, sale pisang
Banjarnegara:
dawet ayu, buntil
Semarang:
Lunpia/lumpia, soto ayam, sate sapi, bandeng presto, nasi goreng babat, ayam
goreng kraton tulang lunak, kue-kue pia, sate kambing bumbu kecap, martabak
malabar, kue bandung, tahu petis, tahu gimbal, wingko babat
Boyolali:
marning (jagung goreng), paru goreng, brem cap suling gading, krupuk rambak
Blora: Sega
Pecel, sate ayam blora, soto ayam blora, tahu campur
Brebes:
telor asin, sate kambing (di Tanjung. Brebes hingga kini dikenal sebagai sentra
penghasil bawang merah
Demak: nasi
garang asem, sambel blimbing wuluh, kwaci (Demak pernah terkenal sebagai sentra
penghasil semangka)
Jepara: es
gempol (es pleret), rondo royal (tape goreng), klenyem (ketela parut goreng isi
gula merah), kuluban (urap: nangka muda, kacang panjang dan daun mudanya,
tauge/kecambah mentah, buah petai cina mentah), pecel ikan laut bakar dengan
sambal santan kelapa, sate udang, terasi jepara, tempong (blenyik) ikan teri,
durian petruk
Klaten: ayam
goreng kalasan, bebek goreng, emping mlinjo
Kudus: soto
ayam, sate kerbau, lentog, dodol, jenang kudus, madu mongso
Pati: nasi
gandul, sate ayam,
Pekalongan:
nasi gandul, soto tauco (tauto), nasi megono
Pemalang:
nasi grombyang, lontong dekem, sate loso
Purwokerto:
tempe mendoan, gethuk goreng, soto sokaraja / sroto sokaraja, nopia
Purworejo:
kue lompong, clorot (semacam dodol yang dibungkus daun kelapa secara memilin),
gebleg (baca ge- seperti e pada kata senang dan -bleg seperti e pada kata
becek), kue satu, dawet hitam, lanting
Purbalingga:
rujak kangkung, tahu gecot, soto kriyik, es duren, klanting
Rembang:
bandeng duri lunak (di Juwana), sirup kawis-ta
Salatiga:
bakso urat, bakso babat, kripik paru, ting-ting gepuk
Solo: gudeg,
sate kambing, thengkleng, srabi solo, nasi liwet, timlo solo, racikan salat,
krupuk karak/gendar, bakso popular ukuran bola golf, tahu acar, sayur tumpang
Sragen: nasi
garang asem, sate sragen,
Sukoharjo:
welut goreng
Tegal: “teh
poci” (teh yang diseduh dalam poci tanah liat kecil dan diminum dengan gula
batu), sate tegal (sate kambing muda khas Tegal), sate bebek majir, pilus,
krupuk antor, nasi bogana (nasi megono), Sauto (soto ayam/babat khas Tegal
dengan bumbu tauco). Tegal hingga saat ini dikenal sebagai sentra penghasil
teh.
Wonogiri:
gaplek, tiwul
Wonosobo:
mie ongklok, sagon, tempe kemul, geblek, wedang ronde, manisan carica, keripik
jamur, dendeng gepuk
Ungaran: tahu baxo, sate kempleng,
krupuk bakar
7.
RUMAH ADAT
1.
DKI Jakarta : Rumah Kebaya
2.
Jawa Barat : Rumah Kasepuhan Cirebon
3.
Jawa Tengah : Rumah Joglo
4.
DI Yogyakarta : Rumah Bangsal Kencono, Rumah Joglo
5.
Jawa Timur : Rumah Joglo
8.
PAKAIAN ADAT
1.
DKI Jakarta : Pakaian Adat Tradisional Betawi
Pakaian adat tradisional Jakarta biasa disebut dengan
nama Pakaian Adat Betawi yang dipengaruhi dari berbagai corak masyarakat
Jakarta yang sangat beragam diantaranya dipengaruhi oleh budaya Arab, China,
Melayu dan Budaya Barat.
2.
Jawa Barat : Pakaian Adat Tradisional Kebaya
Untuk pakaian adat tradisional Jawa Barat memiliki
perbedaan untuk laki-laki dan perempuan. Kain kebaya pada dasarnya digunakan
perempuan di semua lapisan, baik rakyat biasan maupun bangsawan. Perbedaannya
mungkin hanya pada bahan kebaya yang digunakan serta corak hiasnya.
3.
Jawa Tengah : Pakaian Adat Tradisional Kain Kebaya
Pakaian adat tradisional Jawa Tengah identik dengan
penggunaan kain kebaya dengan motif batik, dimana batik yang digunakan
merupakan batik tulis yang masih tergolong asli.
4.
DI Yogyakarta : Pakaian Adat Tradisional Kasatrian
Pakaian adat tradisional masyarakat Daerah Istimewa
Yogyakarta terdiri dari seperangkat pakaian adat tradisional yang memiliki
unsur-unsur yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Kelengkapan
berbusana tersebut merupakan ciri khusus pemberi identitas bagi pemakainya yang
meliputi fungsi dan peranannya. Oleh karena itu, cara berpakaian biasanya sudah
dibakukan secara adat, kapan dikenakan, di man dikenakan, dan siapa yang
mengenakannya.
5.
Jawa Timur : Pakaian Adat Tradisional Pesa’an
Pakaian adat tradisional Madura, Jawa Timur biasa
disebut pesa’an. Pakaian ini terkesan sederhana karena hanya berupa kaos
bergaris merah putih dan celana longgar. Untuk wanita biasa menggunakan kebaya.
9.
BAHASA
1.
Bahasa Jawa
Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan penduduk
bersuku bangsa Jawa di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Selain itu,
bahasa Jawa juga digunakan oleh penduduk yang tinggal di beberapa daerah lain
seperti Banten (terutama Serang, Cilegon, dan Tangerang) serta Jawa Barat
(terutama kawasan pantai utara yang meliputi Karawang, Subang, Indramayu, dan
Cirebon).
2.
Bahasa Baduy
Bahasa Baduy adalah bahasa yang digunakan suku Baduy.
Penuturnya tersebar di gunung Kendeng, Rangkasbitung, Lebak; Pandeglang; dan
Sukabumi. Penuturnya berjumlah kira-kira 20 000 orang (2000).
Dari segi linguistik, bahasa Baduy bukan dialek dari
bahasa Sunda, tapi dimasukkan ke dalam suatu rumpun bahasa Sunda, yang
sendirinya merupakan kelompok dalam rumpun bahasa Melayu-Sumbawa di cabang
Melayu-Polinesia dalam rumpun bahasa Austronesia.
3.
Bahasa Betawi
Bahasa Betawi atau Melayu Dialek Jakarta atau Melayu
Batavia (bew) adalah sebuah bahasa yang merupakan anak bahasa dari Melayu.
Mereka yang menggunakan bahasa ini dinamakan orang Betawi.
4.
Bahasa Cirebon
Bahasa Cirebon atau disebut oleh masyarakat setempat
sebagai Basa Cerbon ialah bahasa yang dituturkan di pesisir utara Jawa Barat
terutama mulai daerah Pedes hingga Cilamaya di Kabupaten Karawang, Blanakan,
Pamanukan, Pusakanagara, Pusaka Ratu, Compreng di Kabupaten Subang, Jatibarang
di Kabupaten Indramayu, Ligung, Jatitujuh, Sumberjaya, Dawuan, Kasokandel, Kertajati,
Palasah, Jatiwangi, Sukahaji dan Sindang di Kabupaten Majalengka sampai Cirebon
dan Losari Timur di Kabupaten Brebes di Provinsi Jawa Tengah.
5.
Bahasa Osing
Bahasa Osing adalah bahasa yang dipertuturkan di daerah Banyuwangi, Jawa
Timur. Secara linguistik, bahasa ini termasuk dari cabang Formosa dalam rumpun
bahasa Austronesia.
6.
Bahasa Sunda
Bahasa Sunda adalah sebuah bahasa dari cabang Melayu-Polinesia dalam rumpun
bahasa Austronesia. Bahasa ini dituturkan oleh setidaknya 38 juta orang dan
merupakan bahasa Ibu dengan penutur terbanyak kedua di Indonesia setelah Bahasa
Jawa. Bahasa Sunda dituturkan di hampir seluruh provinsi Jawa Barat dan Banten,
serta wilayah barat Jawa Tengah mulai dari Kali Brebes (Sungai Cipamali) di
wilayah Kabupaten Brebes dan Kali Serayu (Sungai Ciserayu) di Kabupaten
Cilacap, di sebagian kawasan Jakarta, serta di seluruh provinsi di Indonesia
dan luar negeri yang menjadi daerah urbanisasi Suku Sunda.
Dari segi linguistik, bersama bahasa Baduy, bahasa
Sunda membentuk suatu rumpun bahasa Sunda yang dimasukkan ke dalam rumpun
bahasa Melayu-Sumbawa.
7.
Bahasa Tengger
Bahasa Tengger dituturkan di daerah Gunung Bromo yang
termasuk wilayah Pasuruan, Probolinggo, Malang dan Lumajang.
Di Pasuruan, cara Tengger ditemukan di kecamatan
Tosari, lalu di Probolinggo, daerah kecamatan Sukapura, sedangkan Malang, cara
Tengger dituturkan di wilayah desa Ngadas, kecamatan Poncokusumo. Yang
terakhir, di Lumajang dituturkan di wilayah Ranupane, kecamatan Senduro.
Secara linguistik, bahasa Tengger termasuk rumpun
bahasa Jawa dalam cabang rumpun bahasa Formosa (Paiwanik) dari rumpun bahasa
Austronesia.
Ada yang menganggap bahasa Tengger itu turunan basa
Kawi dan banyak mempertahankan kalimat-kalimat kuno yang sudah tak digunakan
lagi dalam Bahasa Jawa modern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar